Monday, December 12, 2016

Tidak Ada Alasan Untuk Tidak Berjilbab

Assalamualaikum, wr.wb ..





����������������������
Bagaimana kabarnya? Semoga baik-baik aja yaa..
Kali ini saya akan mengulas tentang Jilbab, yang saya ambil dari buku,
��ENAM PULUH SATU TANYA JAWAB TENTANG JILBAB��
yang disusun oleh
⚪Mullhandy Ibn. Haj
⚪Kusumayadi
⚪Amir Taufik
Dari Yayasan Karya Pembangunan Islam
Saya gaakan memposting ke-61nya, definitely.. tapi saya hanya akan memposting beberapa yang menurut saya, itu kita banget.
Pertama kali saya buka buku ini. Ia pun langsung menyambut saya dengan potongan ayat
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu." (S.2 Al-Baqarah : 208)
kenapa saya mau memposting tentang hal ini?!
Karena saya pikir, banyak anak muda khususnya perempuan yang memiliki pemikiran yang salah tentang Jilbab.
"Kenapa kamu tidak memakai jilbab?"
"Belum siap"
"Akhlak dulu lah yang dikasih jilbab"
Banyak kan yang jawab kaya gitu? Semoga dengan postingan saya kali ini, pikiran kalian tentang jilbab yang salah itu bisa dibuang jauh-jauh. Saya ga maksa kalian para perempuan untuk,
"Kamu pakai jilbab sekarang gaa!!!"
Tenang aja, ga kok. Lagipula siapa saya. Saya cuma mau mengingatkan, sebelum kita dijilbabkan dan hanya tinggal wajah yang terlihat.

Saya juga dalam memakai jilbab belum sempurna, maka dari itu kita berhijrah bareng-bareng ya!
Soo check these out!!!
��pertanyaan ke-9
APAKAH KEWAJIBAN MENGENAKAN JILBAB/KERUDUNG BAGI WANITA MUSLIMAT ITU SAMA DENGAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAINNYA?
Jawab:
Mengenakan jilbab atau kerudung itu diwajibkan bagi wanita muslimat, sama dengan kewajiban-kewajiban yang lainnya, seperti shalat, puasa, zakat dan lain-lainnya. Dalam arti kata jilbab atau kerudung itu wajib hukumnya, apabila tidak dilaksanakan ia berdosa, apabila dilakaanakan ia berpahala. Dengan kata lain, jilbab atau kerudung itu mempuanyai sangsi yang besar sebagaimana halnya shalat, puasa, zakat, dan lain-lain atau mempunyai sangsi besar apabila tidak dilaksanakan. Semua itu wajib bagi wanita muslim yang beriman.
.
.
��Pertanyaan ke-28
JIKA DEMIKIAN HUKUM ISLAM ATAS WANITA, MAKA MENGAPA ALLAH MENCIPTAKAN WANITA YANG HARUS MENJALANKAN PERATURAN ITU, SEDANGKAN PARA WANITA KEBANYAKAN MERASA BERAT UNTUK MENJALANKAN PERINTAH ITU?
Jawab:
Benarlah apa yang dikatakan Rasulullah saw. itu bahwa: "Manusia itu paling banyak debatnya." 18) apakah jika merasa berat menjalankan sesuatu perintah lalu peraturan itu yang harus disalahkan? Apakah kebijaksanaan Allah yang keliru atau manusia yang amat pembangkang? Sebetulnya bukan peraturan/kebijakan Allah itu yang dirasa berat, tetapi karena hatinya sudah berkarat penuh maksiat. Sesungguhnya peraturan Allah itu ringan dan mudah, dirasa berat oleh karena kekotoran atau penyakit jiwanya. Mereka orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup (merasa tidak perlu lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya, karena falsafahnya dirasa lebih sempurna). Mereka suka mendustakan yang baik walaupun dijelaslan adanya sejuta kebaikan dalam berjilbab. Karena itulah mereka merasa sukar untuk menjalankan peraturan Islam sebagaimana firman Allah swt. di dalam S.92 Al-Lail: 8-10.  (Dst)
 .
 .
��pertanyaan ke-36
DENGAN DEMIKIAN JILBAB/KERUDUNG, JIKALAU SEORANG WANITA HENDAK BERLAKU JAHAT MAKA IA PUN JADI JAHAT. KAREBA ITU JILBAB/KERUDUNG TIDAKLAH AKAN LEBIH KUAT DARI KESUCIAN HATI DAN BATIN. OLEH KARENA ITU, YANG PENTING BUKAN JILBAB ATAU KERUDUNGNYA, TETAPI HATINYA. BUKANKAH KEMULIAAN ITU DAPAT DICAPAI DARI HATINYA DAN BUKAN KULITNYA?
Jawab:
Siapapun kalau mau berbuat jahat ia pun jadi jahat. Tetapi apalah wanita yang telah melanggar batas hulum Allah itu tidak jahat? Ketahuilah, bahwa wanita yang telah mengaku penganut Islam tetapi tidak mau memalai jilbabnya bearti ia tidak mau mematuhi syariat Islam dan meremehkan seruan Allah dan rasulnya, karena dengan sengaja ia lakukan pelanggaran begitu saja terus-menerus. Hal itu justru menunjukan kelemahan hatinya. Pada dasarnya hatinya telah fasik. Selanjutnya, dengan berjilbab atau tidak, jika mau jahat ia pun jadi jahat. Lalu apakah dengan demikian berjilbab atau bertelanjang itu sama baik? Kalau wanita yang berjilbab atau bertelanjang sudah dianggap kebaikannya karena semuanya tergantung atas hati dan batin masing-masing, maka dimanakah letak kebenaran dan kebaikan itu? Kalau sudah hati masing-masing orang dijadikan dasar hukum, maka akan kita dapati pernyataan seorang koruptor bahawa memanipulasi itu baik, dari seprang pemabuk bahwa minuman keras itu halal, dari tukang berzia bahwa berzina itu halal, dari orang kafir bahwa babi itu halal lagi baik.. pendeknya, semua yang diharamkan dalam islam (termasuk bertelanjang tanpa jilbab) mereka halalkan semua, karena yang dijadikan tolak ukur sebagai dasar hukum adalah hati, yang penting hatinya, kata mereka. Padahal hati itu bermalna hawa nafsu syetan belaka bukan hati nuraninya (Lih . S.2 Al-Baqarah:204)
 .
 .
��pertanyaan ke-39
APAKAH WANITA YANG TIDAK BERJILBAB ITU HALAL ATAU BOLEH UNTUK DINIKAHI?
Jawab:
Boleh saja, asal sesuai dengan jodohnya. Kita sudah sama-sama mengetahui bahwa wanita yang tidak berjilbab itu adalah........, paling tidak adalah fasik (jahat), maka tentulah hanya sesuai dengan orang-orang yang statusnya sejalan dengan wanita yang tidak berjilbab itu pula. Adapun bagi orang-orang yang beriman, maka cobalah perhatikan S.24 An-Nur:26
"Wanita-wanita yang keji/jahat adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula. Orang itu terlepas dari tuduhan yang mereka ucapkan (orang baik itu tiada bersalah), mereka menperoleh ampunan dan rizki yang mulia (surga)."
Kata-kata baik atau jahat/keji disini bukanlah menurut manusia, tetapi kenurut ilmu Ilahiyah (ke-Tuhanan), karena kalau kata baik menurut manusia saja akan semua manusia hendak mengatakan dirinya baik menurut dirinya masing-masing adalah baik walaupun dirinya itu orang keji atau misalnya menjadi seorang pelacur.
Berdasarkan keterangan-keterangan dari Al Qur'an maupun Al Hadits, maka bagi orang yang beriman janganlah mencari istri wanita yang tidak berjilbab, dan jangan pula sampai tergoda/tertipu/terpikat/terpesona oleh tipu dayanya, apalagi sampai mencintai wanita-wanita yang sudah terang-terangan bukan wanita yang shalihat.  Sebab jika wanita itu dalam keadaan shalihat maka tidaklah mungkin akan melakukan perbuatan fasik (keluar rumah tanpa jilbab) atau berani meremehkan perintah allah dan Rasulnya-Nya.
 .
 .
��pertanyaan ke-44
SETIAP ORANG ISLAM KATANYA AKAN MASUK SURGA. BAGAIMANAKAH WANITA ISLAM YANG TIDAK BERJILBAB, APAKAH IA JUGA BISA MASUK SURGA?
Jawab:
Kalau seorang wanita itu bebar-benar ber-Dien Islam tentulah ia berjilbab, kalau ia belum berjilbab bearti belum pantas disebut disebut wanita Islam. Jika seorang yang benar-benar Diennya itu Islam, tentulah dia akan masuk surga. Insya Allah.
Kalau seorang wanita yang sudah berjilbab, tetapi apa yang diharamkan baginya dia kerjakan, maka jelaslah jiwanya belum muslimah. Kalau wanita yang sudah berjilbab saja belum tentu masuk surga, apalagi yang nyata-nyata tidak berjilbab.
.
.
��pertanyaan ke-46
BAGAIMANAKAH PANDANGAN ISLAM TERHADAP WANITA YANG BELUM BERJILBAB DI MANA MEREKA BUKAN MAU MENOLAK, MELAINKAN MENUNDA-NUNDA HINGGA BATAS WANTU YANG IA TENTUKAN SENDIRI, DENGAN ALASAN YANG BERMACAM-MACAM, MISALNYA KARENA BELUM TERBIASA MAKA TIDAK BISA LANGSUNG DIPAKAI, ATAU KALAU SUDAH PERGI HAJI SAJA, ATAU KALAU SUDAH KAWIN SAJA, ATAU NANTI SAJA DAN LAIN-LAIN.
Jawab:
Apakah mereka sebelumnya sudah ada perjanjian tentang umur dan ajal mereka? Atau, "bagaimanakah (nasib mereka yang masih durhaka) apabila malaikat maut mencabut nyawa mereka seraya memukul muka dan punggung mereka?" (S.47:27). Apabila hukum jilbab telah diketahui, lalu sengaja tidak segera dipakai maka ia telah berdosa meninggalkan kewajibannya, dan sekiranya ia bertaubat maka taubat untuk dosanya itu ditolak Allah (lihat S.4 An-Nisaa' : 17)
Tetapi apabila wanita itu menunda-nunda, banyak alasan, banyak membantah, banyak rewel dan macam-macam lainnya, maka menurut keterangan-keterangan yang telah ditetapkan, Dienul Islam memandang bahwa wanita itu bukan orang yang beriman/orang yang munafik.
.
.
��pertanyaan ke-47
APAKAH WANITA YANG TIDAK BERJILBAB SAMPAI TIBA AJALNYA, BOLEH DIDOAKAN, DISHALATKAN, ATAU LAINNYA?
Jawab:
Tidak boleh, haram hukumnya! Bahkan berdiri dikuburnya pun dilarang. Sesungguhnya mereka mati dalam keadaan fasik, sedang mereka tergolong orang-orang munafik. Mereka boleh dibungkus untuk dimasukkan kedalam liang lahad saja. Ini adalah ketentuan Allah dan Rasul-Nya yang tidak boleh dilanggar. (Lihat S.9 At-Taubah :84).
Huh capek ngetiknyaaaa .. segitu aja ya, semoga bisa menyadarkan perempuan-perempuan yang belum memakai jilbab.
Mulai sekarang, you have nothing to say anything untuk menolak memakai jilbab. Gaada lagi nanti-nanti aja, mulai sekarang tetapin niat dan tekat, terserah orang mau bilang apa, ini adalah kewajiban kalian.
Wajib.
Cantik atau engganya kalian bukan karena kalian pake atau engga pakai jilbab kok. Tapi cantik atau engga nya kalian itu yaa udah gitu aja. Kalo cantik ya cantik aja mau dipakein apapun juga, tetap cantik.

Ini adalah hak kalian untuk memilih memakai jilbab atau ga, tapi ini juga hak kalian untuk mendapatkan dosa jika tidak memakai jilbab. Dan kewajiban kita sebagai sesama muslim untuk mengingatkan.


"Percuma kalau perilaku kamu tidak menampilkan kalau kamu berjilbab, benari prilaku kamu itu barulah berjilbab. Kerudung dusta!"
Okey.
Memanglah percuma jika berjilbab tapi perilaku tidak mencerminkan jilbab yang sesungguhnya. Tapi kalian harus tau jilbab dan perilaku adalah dua hal yang berbeda. Jilbab tetaplah kewajibab bagi setiap wanita muslim, bagaimanapun perilakunya. Jilbab adalah kewajiban antara seluruh wanita muslim dengan Allah sedangkan perilaku adalah urusan pribadi wanita muslim yang bersangkutan. Sebagaimanapun seburuk-buruknya perilaku wanita berjilbab dan sebaik-baiknya perilaku wanita yang belum berjilbab tetaplah wanita berjilbab yang telah menjalankan kewajibannya, untuk berjilbab. Sekali lagi, untuk masalah perilaku, biarlah dia urus sendiri, yang terpenting ia telah menjalankan kewajibannya. Jangan membuat ini sebagai alasan yang bisa kalian sebar kebodohannya.
Akhir kata, saya mohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan ke soktahuan saya.
Makasih yaa udah mau baca..
sampai sini dulu yaa . kurang nya mohon maaf , lebihnya ambil aja untuk kalian semoga bermanfaat.

kalo mau nanya-nanya soal entri yang satu ini kalian bisa kontak saya kok, kita sharing-sharing yaa hihi.
IDLine : idulfahi
Wassalamualaikum, wr.wb..

No comments:

Post a Comment