Sunday, October 13, 2013

makna idul adha


MAKNA IDUL ADHA
Setiap tahunnya umat Islam merayakan hari raya qurban atau Idul Fitri, dan sebentar lagi pada tahun ini umat Islam akan merayakannya. Tetapi pada faktanya umat Islam tidak begitu memahami makna besar yang terkandung dalam Idul Adha sehingga perayaannya pun hanya berupa rutinitas saja.
Berikut ini adalah makna-makna Idul adha dalam kehidupan sehari-hari:
1.     SEGALA SESUATU ITU SEHARUSNYA DIMUSYAWARAHKAN DAHULU WALAUPUN ITU TERHADAP ANAKNYA.
Ini dapat kita lihat melalui dialog yang dilakukan oleh nabi Ibrohim dengan putranya, nabi Ismail ketika menyampaikan pesan dari Allah untuk menyembelihnya.
Nabi  Ibrahim menyampaikan perintah itu kepada anaknya yg sangat dicintainya dengan bijaksana. Beliau tidak langsung mengambilnya tiba-tiba dan tidak pula mencari kelengahan atau dgn taktik menculik teror dan intimidasi. Meskipun Ibrahim memiliki wewenang tetapi beliau tidak menggunakan wewenang tersebut agar anaknya bertekuk lutut di hadapannya. Perintah Allah disampaikannya dgn transparan penuh argumentasi Ilahiah.
Sedangkan Ismail anak yg patuh dan mengerti kedudukan orang tuanya dan posisinya sebagai anak ia tidak membangkang dan tidak bimbang. Ismail memberikan jawaban yg memancarkan keimanan tawaddu? dan tawakkal kepada Allah bukan utk menonjolkan kepahlawanan atau kegagahan mencari popularitas. Ia tidak melakukan kekerasan utk memprotes kehendak bapaknya.Sungguh dua tokoh bapak dan anak ini merupakan uswah hasanah bagi umat manusia
2.     MENGAJARKAN PERSAMAAN DI ANTARA SESAMA
ini dapat kita lihat dari ibadah haji yang dilakukan oleh umat islam dari seluruh penjuru dunia. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.
3.    KETAATAN DENGAN ALLAH TAK DAPAT DIGANTIKAN DENGAN APAPUN
Ini dapat kita lihat dari ketatan Nabi Ibrohim untuk menyembelih putra tercintanya, nabi Ismail. Padahal dia adalah putra yang telah dinanati kehadirannya selama bertahun-tahun. Dihadapkan diantara pilihan untuk mempertahankan buah hatinya atau menjalankan perintah-Nya yaitu menyembelih putranya. Namun dengan keteguhan iman yang telah terpatri di hatinya, nabi Ibrohim tetep menjalankan perintah-Nya. Nabi Ismailpun disembelih olehnya, namun Allah menggatikannya dengar seekor domba. Kisah ini diabadiakan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.
Ini berbeda sekali dengan potret kepribadian orang-orang yang ada di Negara kita. Mereka rela menanggalkan baju “takwanya” hanya karena pangkat, harta kekayaan ataupun popularitas dirinya dengan melakukan korupsi. Maka dengan peringataan idul adha ini kita  diharapkan untuk Menyadari kembali bahwa segala ni’mat yg diberikan Allah pada hakikatnaya adl sebagai cobaan atau ujian. Apabila ni’mat itu diminta kembali oleh yg memberi maka manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Hari ini jadi konglomerat esok bisa jadi melarat dgn hutang bertumpuk jadi karat. Sekarang berkuasa lusa bisa jadi hina tersia-sia oleh massa. Kemaren jadi kepala kantor dgn mobil Timor entah kapan mungkin bisa jadi bahan humor krn naik sepeda bocor. 
4.  MENGAJARKAN TENTANG KESALIHAN RITUAL DAN SOSISAL
Kesalihan ritual ini tercermin dari penyembelihan hewan kurban. Sedangkan kesalihan social tercemin dari pembagian daging hewan kurban tersebut kepada fakir miskin.

No comments:

Post a Comment