MAKNA IDUL ADHA
Setiap
tahunnya umat Islam merayakan hari raya qurban atau Idul Fitri, dan sebentar
lagi pada tahun ini umat Islam akan merayakannya. Tetapi pada faktanya umat
Islam tidak begitu memahami makna besar yang terkandung dalam Idul Adha
sehingga perayaannya pun hanya berupa rutinitas saja.
Berikut ini adalah makna-makna Idul adha
dalam kehidupan sehari-hari:
1. SEGALA SESUATU ITU
SEHARUSNYA DIMUSYAWARAHKAN DAHULU WALAUPUN ITU TERHADAP ANAKNYA.
Ini dapat kita lihat
melalui dialog yang dilakukan oleh nabi Ibrohim dengan putranya, nabi Ismail
ketika menyampaikan pesan dari Allah untuk menyembelihnya.
Nabi Ibrahim menyampaikan perintah itu kepada
anaknya yg sangat dicintainya dengan bijaksana.
Beliau tidak langsung mengambilnya tiba-tiba dan tidak pula mencari kelengahan
atau dgn taktik menculik teror dan intimidasi. Meskipun Ibrahim memiliki wewenang tetapi beliau tidak menggunakan wewenang
tersebut agar anaknya bertekuk lutut
di hadapannya. Perintah Allah disampaikannya dgn transparan penuh argumentasi
Ilahiah.
Sedangkan Ismail anak yg patuh dan mengerti
kedudukan orang tuanya dan posisinya sebagai anak ia tidak membangkang dan
tidak bimbang. Ismail memberikan jawaban yg memancarkan keimanan tawaddu? dan
tawakkal kepada Allah bukan utk menonjolkan kepahlawanan atau kegagahan mencari
popularitas. Ia tidak melakukan kekerasan utk memprotes kehendak
bapaknya.Sungguh dua tokoh bapak dan anak ini merupakan uswah hasanah bagi umat
manusia
2. MENGAJARKAN
PERSAMAAN DI ANTARA SESAMA
ini dapat
kita lihat dari ibadah haji yang dilakukan oleh umat islam dari seluruh penjuru
dunia. Dengannya, Islam tampak sebagai
agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit
hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama
melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.
3. KETAATAN DENGAN ALLAH TAK DAPAT DIGANTIKAN DENGAN APAPUN
Ini dapat kita lihat dari ketatan Nabi Ibrohim
untuk menyembelih putra tercintanya, nabi Ismail. Padahal dia adalah putra yang
telah dinanati kehadirannya selama bertahun-tahun. Dihadapkan diantara pilihan
untuk mempertahankan buah hatinya atau menjalankan perintah-Nya yaitu
menyembelih putranya. Namun dengan keteguhan iman yang telah terpatri di
hatinya, nabi Ibrohim tetep menjalankan perintah-Nya. Nabi Ismailpun disembelih
olehnya, namun Allah menggatikannya dengar seekor domba. Kisah ini diabadiakan
dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.
Ini berbeda sekali dengan potret kepribadian
orang-orang yang ada di Negara kita. Mereka rela menanggalkan baju “takwanya”
hanya karena pangkat, harta kekayaan ataupun popularitas dirinya dengan
melakukan korupsi. Maka dengan peringataan idul adha ini kita diharapkan
untuk Menyadari
kembali bahwa segala ni’mat yg diberikan Allah pada hakikatnaya adl sebagai
cobaan atau ujian. Apabila ni’mat itu diminta kembali oleh yg memberi maka
manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Hari ini jadi konglomerat esok bisa jadi
melarat dgn hutang bertumpuk jadi karat. Sekarang berkuasa lusa bisa jadi hina
tersia-sia oleh massa. Kemaren jadi kepala kantor dgn mobil Timor entah kapan
mungkin bisa jadi bahan humor krn naik sepeda bocor.
4. MENGAJARKAN TENTANG KESALIHAN RITUAL DAN
SOSISAL
Kesalihan
ritual ini tercermin dari penyembelihan hewan kurban. Sedangkan kesalihan
social tercemin dari pembagian daging hewan kurban tersebut kepada fakir
miskin.
No comments:
Post a Comment